Sangat bingung mau gimana nulisnya. Pagi ini saya buka akun friendster saya, setelah sekian lama. Huf. Then, saya ingat apa yang saya lakukan beberapa minggu yang lalu, dan spontan saya check that out. Ough! Sungguh kaget!
Entah marah, sedih, kesal, bingung, semua campur aduk. Yang jelas satu, sakit hati. Hoho, sakit hati adalah salah satu yang saya hindari, karena nggak enak sekali rasanya, karena biasanya, saya ambil baiknya walau sedih di awal. Tapi seperti yang pernah terjadi sebelumnya, belakangan saya sadar, kalo saya gitu karena inget kata-kata orang itu. Yea, walau nggak selalu inget, walau kadang saya tetap bersikukuh berpendapat bahwa that's just her bad thought or her emotion or something. But now, i finally realize that THAT is kinda hurt me in deep. Dan sedihnya, kadang saya merasa, saya tidak dibela! Hmmf..
Ok. Mungkin saya harus membela diri sendiri. Harus berkata, bahwa saya begini, dan bukan seperti yang dia pikirkan. Bahwa semua hanya pikiran buruk dia, meskipun saya tau bahwa itu memang pikiran buruk semata.
Yang paling membuat saya sangat khawatir adalah, pikiran buruk yang selalu ada di pikirannya. Pikiran bahwa semua adalah salah semuanya kecuali dia. Bahwa saya adalah tersangka utama. Bahwa saya adalah begini dan begitu. (Sudenly i'm in some question about her. Heran saja, siapa yang sebenarnya terlihat lebih tau banyak sementara saya tidak pernah berkata apapun.) Begitukah, hey kamu disana?
(Dan seketika, saya juga berpikir bahwa beberapa orang cenderung suka menuliskan pikiran buruknya. Pikiran baiknya dibiarkan begitu saja sebagai salah satu hal yang wajar dan menyenangkan, yang outputnya berupa kebahagiaan, bukan tulisan. Ya, orang terlalu banyak bahagia, jadi kebanyakan juga tidak banyak menulis. Dan ketika marah, kesal, dan hal negatif lainnya, tangan adalah media yang tepat untuk mengungkapkan, dengan menuliskan. Hoho. Mungkin begitu. Mungkin juga dia memang begitu. =])
Siang tadi, seraya menahan sakit, pikiran saya melayang tiba-tiba pada satu orang yang lain. Dan ingin sekali saya bertanya padanya, "Is that hurt when i did those things to u?". I never meant to regret it from dat. NEVER. Because what i did is my decision in past. And i'm so happy for us now. Well, i just wondering how he could be like now after all. Just wondering, wondering and wondering. Just, why?
Fine if u want me to go with my own, i'll go. Honestly, when i write some about you, or i open ur 'page' (i did too!), or i read ur severe things, or i wanted to meet u at Bogor last few week, or one day when i clicked "add as friend" in ur page, those mean that i just care about u, and i dont care about ur thought about me anymore.
I "talked" to u with just some rows in past. That time, i've got ur forgiveness. And then, when u be mad, again, that's not about me, that's about u and ur bad thought. Then, i never want to get ur forgiveness of that thought, cause the troubles are not in mine, but yours.
Then, the one that i really want is ur heart in peace, without any piece of pain, only some pieces of scar, and those won't hurt u anymore.
I'll talk less and do more. Just wait and see. I wish u'll be fine soon. =)
Entah marah, sedih, kesal, bingung, semua campur aduk. Yang jelas satu, sakit hati. Hoho, sakit hati adalah salah satu yang saya hindari, karena nggak enak sekali rasanya, karena biasanya, saya ambil baiknya walau sedih di awal. Tapi seperti yang pernah terjadi sebelumnya, belakangan saya sadar, kalo saya gitu karena inget kata-kata orang itu. Yea, walau nggak selalu inget, walau kadang saya tetap bersikukuh berpendapat bahwa that's just her bad thought or her emotion or something. But now, i finally realize that THAT is kinda hurt me in deep. Dan sedihnya, kadang saya merasa, saya tidak dibela! Hmmf..
Ok. Mungkin saya harus membela diri sendiri. Harus berkata, bahwa saya begini, dan bukan seperti yang dia pikirkan. Bahwa semua hanya pikiran buruk dia, meskipun saya tau bahwa itu memang pikiran buruk semata.
Yang paling membuat saya sangat khawatir adalah, pikiran buruk yang selalu ada di pikirannya. Pikiran bahwa semua adalah salah semuanya kecuali dia. Bahwa saya adalah tersangka utama. Bahwa saya adalah begini dan begitu. (Sudenly i'm in some question about her. Heran saja, siapa yang sebenarnya terlihat lebih tau banyak sementara saya tidak pernah berkata apapun.) Begitukah, hey kamu disana?
(Dan seketika, saya juga berpikir bahwa beberapa orang cenderung suka menuliskan pikiran buruknya. Pikiran baiknya dibiarkan begitu saja sebagai salah satu hal yang wajar dan menyenangkan, yang outputnya berupa kebahagiaan, bukan tulisan. Ya, orang terlalu banyak bahagia, jadi kebanyakan juga tidak banyak menulis. Dan ketika marah, kesal, dan hal negatif lainnya, tangan adalah media yang tepat untuk mengungkapkan, dengan menuliskan. Hoho. Mungkin begitu. Mungkin juga dia memang begitu. =])
Siang tadi, seraya menahan sakit, pikiran saya melayang tiba-tiba pada satu orang yang lain. Dan ingin sekali saya bertanya padanya, "Is that hurt when i did those things to u?". I never meant to regret it from dat. NEVER. Because what i did is my decision in past. And i'm so happy for us now. Well, i just wondering how he could be like now after all. Just wondering, wondering and wondering. Just, why?
Fine if u want me to go with my own, i'll go. Honestly, when i write some about you, or i open ur 'page' (i did too!), or i read ur severe things, or i wanted to meet u at Bogor last few week, or one day when i clicked "add as friend" in ur page, those mean that i just care about u, and i dont care about ur thought about me anymore.
I "talked" to u with just some rows in past. That time, i've got ur forgiveness. And then, when u be mad, again, that's not about me, that's about u and ur bad thought. Then, i never want to get ur forgiveness of that thought, cause the troubles are not in mine, but yours.
Then, the one that i really want is ur heart in peace, without any piece of pain, only some pieces of scar, and those won't hurt u anymore.
I'll talk less and do more. Just wait and see. I wish u'll be fine soon. =)
0 comment:
Post a Comment