Kalo nggak salah kejadiannya hampir sebulan yang lalu. Lagi weekend-an, jalan-jalan gitu. Saya, Ferdi, sm Jazz Merahnya, kalo kata Medri "Roti", kembarannya Rota, punya dia. Hihi. Udah lumayan bisa refresh pikiran, trus pulang. Pulangnya lewat Univ Pakuan. Buat orang Bogor, taulah, perempatan di deket jembatan tol. Si merah lagi melintas disitu, dengan saya dan Ferdi di dalemnya. Tiba-tiba, "Brak!", dengan manisnya pant*t angkot nyenggol bagian pintu kemudi, Ferdi yang ada di situ saat itu. Karena terbiasa merumuskan kejadian dengan cepat akibat kehidupan saya yang banyak dihabiskan di kereta, saya langsung sigap melihat keadaan. Si angkot dari arah Pakuan, saya dari Pajajaran dan ada mobil polisi dari arah sebaliknya melintas depan angkot. Sempat melambat, lalu tancap gas. SIYAL!
Merah meminggir. Saya dan Ferdi keluar. Tentu saja, akibatnya SAMA SEKALI nggak manis! Ferdi langsung lemas tentunya, saya pun begitu. Penyoknyok si merah. Huhu. Tersangka 1, mas Angkot pun keluar. 'Menyapa' dengan pucat dan panik. Berargumen. Sedikit melindungi diri, sedikit menyalahka polisi, sisanya mengakui kesalahan. Ya! Mau gimana lagi coba? Bukan sepenuhnya salah dia juga. Meski ada "tapi", tapi, mau gimana lagi?
Jadi, kronologisnya begini. Ketika saya melintas, si angkot juga sudah melintas. Namun, ternyata, dari arah yang berlawanan dengan saya ada mobil polisi dengan polisi di dalamnya mau melintas. Mulut angkot menghalanginya, dan polisi aneh itu memerintahkan si angkot untuk mundur. HERAN! DI PEREMPATAN DISURU MUNDUR!! x( Brak! Merahlah yang menjadi korban saat itu. Dan polisi, tersangka yang lain, MELARIKAN DIRI!! D*MN!!
Astagfirullah..
Setelah berargumen, berkomunikasi dengan pihak yang lain, kami pun pergi. Hanya meninggalkan pesan bagi mas Angkot, "Lain kali hati-hati yaa Mas..".
Si polisi? Hah, sungguh, tidak bisa dipercaya!
#30HariQJ[2] An-Nisa 86: Membalas Penghormatan
5 years ago
1 comment:
oknum tuh vie...
Post a Comment