Di saat orang mikirin kelulusan,
gw malah pengen menikmati perkuliahan.
Di saat orang sibuk memenuhi syarat2 seminar dan sidang,
gw malah pengen ngabisin waktu sama teman2.
Di saat orang cari kerja buat dapet uang,
gw malah pengen kerja buat nambah pengetahuan.
Di saat orang pengen lulus cepat,
gw malah pengen nyari tantangan.
Percaya deh,
Seidealisnya gw, gw punya cara untuk tetap berada pada jalur yang realistis. Entah itu gw ngajar praktikum sambil ngerjain skripsi, entah itu memaksimalkan kerjaan yang sedang dijalani, entah itu berkutat dengan hal yang bermanfaat buat orang banyak daripada diri sendiri (walau gw percaya, akhirnya gw mendapatkan lebih banyak dari itu! :D), entah itu eksplorasi akan hal2 yang sama sekali belum pernah saya ketahui (yang ini tentang skripsi coy! haghag!). Semua itu gw jalani dengan cara gw sendiri. :) Ya, walau mungkin ada juga yang ngejalanin beberapa hal yang serupa dengan gw dan nggak secapruk gw gitu. *Haha! Dsr Ov!*
Subhanallah loh. Idealisme ini justru membawa hal2 yang tidak terpikirkan (yang mungkin diinginkan byk orang) tiba ke gw secara luar biasa skenarionya *makasi ya Allah :)*. Dan gw percaya, entah kenapa, idealisme gw yang sederhana ini insya Allah bisa bikin gw jadi orang yang lebih baik. Amien.
Gw suka banget ngequote ini : "Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain." Dan ternyata ya, manfaat untuk kita jauh lebih besar daripada itu, jika kita mau ikhlas dan mensyukuri. :)
Seidealisnya gw, gw punya cara untuk tetap berada pada jalur yang realistis. Entah itu gw ngajar praktikum sambil ngerjain skripsi, entah itu memaksimalkan kerjaan yang sedang dijalani, entah itu berkutat dengan hal yang bermanfaat buat orang banyak daripada diri sendiri (walau gw percaya, akhirnya gw mendapatkan lebih banyak dari itu! :D), entah itu eksplorasi akan hal2 yang sama sekali belum pernah saya ketahui (yang ini tentang skripsi coy! haghag!). Semua itu gw jalani dengan cara gw sendiri. :) Ya, walau mungkin ada juga yang ngejalanin beberapa hal yang serupa dengan gw dan nggak secapruk gw gitu. *Haha! Dsr Ov!*
Subhanallah loh. Idealisme ini justru membawa hal2 yang tidak terpikirkan (yang mungkin diinginkan byk orang) tiba ke gw secara luar biasa skenarionya *makasi ya Allah :)*. Dan gw percaya, entah kenapa, idealisme gw yang sederhana ini insya Allah bisa bikin gw jadi orang yang lebih baik. Amien.
Gw suka banget ngequote ini : "Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain." Dan ternyata ya, manfaat untuk kita jauh lebih besar daripada itu, jika kita mau ikhlas dan mensyukuri. :)
3 comment:
ovie, sebenernya arti kata idealis or idealisme itu apa sh? bukannya seperti perfectsionis gitu y? Idealnya gini.. Idealnya gitu.. Kalo dari konteks isi Ovie kayaknya nggak mengacu ke perfectsionis,, Hanya mengacu pada yang kita harapkan,, mungkin karena terlalu berharap pada yg diinginkan itu yah jadi sering beranggapan idealisme itu seperti orang yang perfectsionis... coz terkadang denger istilah2 dalam bahasa indonesia yang sebenernya belum paham benar makna kata nya :P
Anyway, nggak semua yang kita anggap 'ideal' dalam otak kita itu benar-benar baik untuk kita. Boleh jadi yang kita anggap 'nggak ideal' justru lebih baik.
Jadi inget status FB orang, berusahalah menghargai apa yang tidak kita hargai.
Keep + thinking!
Wah ini siti yaa? :)
Hehe, umm, gmn yah, kalo mnurut ov beda sama perfeksionis. Umm, takaran orang2 emg beda, tp kalo perfect itu rata2 hampir sama dan perfeksionis berarti mengacu pada takaran itu ya.. *CMIIW*
Umm idealis versi ov (hehe =9), coba baca ini : http://bramono.wordpress.com/2007/08/19/apa-salah-menjadi-idealis/. Jadi menurut ov, setiap orang punya takaran ideal masing2, nah, ideal yang mereka pegang itu jadi idealisme mereka. Di crita ov yg kacrut ini *hehe*, idealnya ov pengennya gitu, padahal realitanya harusnya gitu. Nah, ov bingung tu mau idealis atau realistis (krn bisa dibilang idealisme ov tdk-mainstream), krn ternyata, realita hrs tetap diperhitungkan dan idealis adalah buah pemikiran semata (yg tetap harus diperjuangkan juga sbnrnya^). Umm, mgkn bgitu. *CMIIW*
Trs trs, klo emg orang yg ngerasa idealnya dia lulus cepet dan dia megang itu, yasuw, memang dia idealis dan konsisten sm itu. Dan idealisme dia pada momen ini "bersahabat" sama realita. :)
Well, apapun yg sdg ov dan qt rasain, slalu smangat dan + thinking! x)
Idealisme yang berasal… Lihat Selengkapnya dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung makna sebagai aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Ideliasme sendiri dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi, bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.Tanpa sebuah keidealisme dari seseorang dapat memicu banyaknya ketidak sesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola piker yang idealistis dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan individu lain.
INGAT….jangan membentuk idealisme palsu atau dipaksakkan (“ilusi kesempurnaan” ). Idealisme membentuk karakter diri dan bertanggung jawab. Ada satu contoh kasus menarik di dalam ironi dari masyarakat yang sempurna ini : “Diantara perempatan lampu merah yang mati, semua kendaraan bermotor bergerak dalam kekacauan, dalam sekejap seluruh kendaraan yang berlawanan arah ini tidak tau harus memulai dari mana dan memutuskan untuk seenaknya menentukan arah, alhasil semua kendaraan ini macet hanya karena lampu merah di perempatan mati.”
Dari kasus ini, mana yang anda pilih, diantara masyarakat yang tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri yang berlindung di dalam “ilusi kesempurnaan” dengan masyarakat yang memegang kendali penuh atas diri mereka sendiri, dan mencoba mengerti ketidaksempurnaan dengan mempelajari kesalahan demi kesalahan? Manusia modern telah sedemikian rupa dan terbiasa diatur, sehingga untuk memutuskan bertindak, ataupun berpikir diluar dari logika kesehariannya, mereka menjadi bingung. Mereka perlu dituntun, di bimbing, disederhanakan dari kompleksitas ketidaksempurnaan mereka, agar tampak sempurna. Sekali lagi….INGAT….jangan membentuk idealisme palsu atau dipaksakkan (“ilusi kesempurnaan” ).
Seni memerintah manusia tidak akan pernah menjadi sebuah seni yang mendidik dan memberikan manusia inspirasi untuk memperbaharui kehidupan mereka. Penekanan dan pemaksaan hanyalah sebuah tuntunan amalan tugas-tugas statis yang menghambat inisiatif yang mustahak, serta akan menghasilkan hamba – hamba dan bukan manusia yang bebas.
” Kebebasan merupakan sebuah intisari kehidupan dan merupakan kekuatan penyokong perkembangan intelektual dan perkembangan masyarakat. ”
“siapkah kamu memegang kendali atas dirimu sendiri?”
Post a Comment