14.5.09

"Wartawan Ya Mbak?"

Siang itu saya duduk di stasiun Bojonggede, menunggu kereta tujuan Bogor. Bawaan saya ripuh, seperti biasa. Tas berisi iciQ dan perangkat elektronik lainnya yang cukup besar dan heboh dibawa saya plus tas selempang berisi Lumix sayang. Keren! Saya suka ngerasa gitu kalo bawaan saya ripuh dalam takaran rata2 ripuh versi saya. *biar beratnya 'nggak' berasa sebenarnya, hehe =9*

Terkait dengan ripuhnya saya, saya itu kalo bawa barang emang suka ripuh. Hehe, bawa diri aja ripuh. ^^

Pertama, saya memang nggak bisa nyeleksi barang kalo mau bepergian, walau itu ke kampus sekalipun, dan itu berlaku sejak saya SD yang waktu itu saya selalu bawa semua buku. Alhamdulillah pertumbuhan saya masih normal, tak terhambat oleh beratnya buku yang saya bawa waktu kecil dulu, ho3.

Kedua, entah kenapa barang yang saya bawa selalu besar dan berat, ho3. Entah itu buku tebal, binder berisi kerjaan, iciQ, Daru, baju, tebal lah pokonyah! Dan kayaknya udah jadi semacam trademark kalo bawaan saya itu selalu ripuh. Haha! Ini, liat aja foto saya sebelah kiri, waktu Acara Keakraban 01. Bawaan saya 3, tas gendong, tas tangan dan tas Lumix. Malah kadang Lumixnya dikalungin barengan sama henfon. Hahay! Betapa ripuhnya. FYI, acaranya nggak nginep looo..

Jadi, bawaan default saya sekarang2 ini :
1. Tas gendong isi iciQ, alat tulis dan kadang bahan rajutan *hahay*
2. Tas selempang Lumix sayang. :)

Anyway, bukan itu juga yang mau saya ceritakan sebenarnya. Back to the topic, saya itu suka banget merhatiin orang-orang. Makanya, saya merasa sangat beruntung merasakan hidup bersama berbagai macam latar belakang dan lingkungan, dari SD, SMP, SMA, Kuliah, semua envynya beda. Nah, waktu saya nungguin kereta, as usual, (yang sudah jadi naluri, sebenarnya^) saya selalu merhatiin orang2 di sekeliling saya. Dan karena saya punya Lumix yang selalu menemani, dan saya memang sangat suka mengabadikan momen yang syukur2 bisa jadi pembangun jiwa atau penyemangat raga *amin*, maka saya sangat sensitif dengan scenes yang terjadi di sekitar saya. Saat itu ada scene yang umum sebenarnya. Anak jalanan jalan-jalan nggak jelas. Lalu, dia membeli sebatang rokok. Dan tak lama, dia duduk-duduk di rel bersama teman2nya dan merokok bersama-sama. Astagfirullah..

Well, saya emang sering bawa Lumix, tp kadang saya nggak cukup punya nyali buat ngeluatrn Lumix di kondisi2 tertentu seperti tempat yang terlalu umum ini. Tapi entah kenapa saya punya keberanian waktu itu, dan dikeluarkanlah si Lumix dari tempat persembunyiannya. Kemudian saya beraksi, mengabadikan momen. Lalu, si bapak di sebelah saya yang tadinya riweuh ngurusin kerjaannya (telpon2an sama orang ngomongin sesuatu yg sepertinya kerjaan dia), langsung curious ngeliatin saya dan bertanya, "Wartawan ya Mbak?"

Dan tadi, di jalan pulang, saya naik kereta ekonomi AC jam 19.55. FYI, dari dulu saya pengen banget punya potret ekonomi AC, bagus kalo saya juga punya potret kereta ekonomi. Lalu akan saya pajang kedua potretnya di blog, dan pasti akan banyyaaaaak sekali yang saya bahas disitu. Tapi sayang, saya masih belum punya nyali. Nyali yang saya bilang di atas tadi. Tapi tadi (dalam konteks waktu yang sebenarnya), saya bernyali karena malam itu cukup sepi. Lumix mendadak menggoda saya. Ingin keluar, katanya. Ingin melihat dunia. Dan dikeluarkanlah si Lumix oleh saya. Saya biarkan dia melihat dunia dan merekamnya. Ya, bersama saya tentunya. :) Dan tebak apa yang dikatakan oleh mas-mas sebelah saya yang tadinya serius smsan dan langsung curious ketika saya dan Lumix sayang2an, "Wartawan ya Mbak?"

Keduanya saya jawab dengan senyuman. :)

Menurut tante wiki, Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Nah,kalau blog sudah dikategorikan sebagai salah satu bentuk media massa yang sah, yah, mungkin saya akan menjawab iya untuk pertanyaan serupa berikutnya. ^^

0 comment:

Post a Comment